Teteng, seorang ayah tunggal dan asisten sutradara film, menghadapi hari-hari terakhirnya karena tumor otak. Meskipun takut menghadapi konfrontasi, ia bertekad untuk melindungi putrinya yang tomboi, Tintin, dari para pengganggu. Teteng, yang secara romantis tertarik pada guru Tintin, mengetahui penyakitnya dan terlibat dalam perkelahian di bar, yang berujung pada penculikan Tintin oleh seorang bos kriminal. Tanpa kenal lelah, Teteng bertarung tanpa henti, menunjukkan kekuatan dan cintanya kepada putrinya hingga saat-saat terakhirnya.